UJI ORGANOLEPTI PADA
LARUTAN
MENGGUNAKAN METODE
MATCHING TEST
ULFI LAELATUL
MAHMUDAH (160331100047)
Progam Studi Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Madura
Jl. Telang, PO BOX 2, Kamal, Bangkalan
ABSTRAK
Rasa dasar ada 5 indikator, yaitu manis, pahit,
umami, asin, dan asam. Pada Uji Matching
Test menggunakan 5 larutan.Larutan sukrosa merupakan campuran antara gula dan
air. Larutan NaCl atau garam dapur merupakan salah satu garam yang didalam air
akan membentuk elektrolit kuat. NaCl yang berbentuk Kristal mengalami pearutan
yang disertai penurunan suhu. Larutan kafein merupakan alkaloid yang termasuk
golongan methylxanthine. Kafein memiliki berat molekul 194,19, bubuknya
berwarna putih dan rasanya pahit. Monosodium Glutamat MSG adalah garam natrium
yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat. MSG telah dikonsumsi
telah dikonsumsi secara luas diseluruh dunia sebagai penambah rasa gurih pada
makanan karena dengan menambahkan MSG makanan akan menjadi lebi lezat. Larutan
asam netrat murni digunakan sebagai bahan pengasam, penetral, pendapar yang
mampusebagai zat antioksidan, memperbaiki sifat koloid dari makananyang
mengandung pectin. Tujuan dari uji matching test adalah panelis mampu
membedakan setiap sampel yang di sajikan dengan baik.
Kata kunci: Larutan NaCl,
Larutan sukrosa, MSG, Larutan kafein, Larutan asam sitrat.
PENDAHULUAN
Larutan NaCl atau garam dapur merupakan salah satu garam yang
didalam air akan membentuk larutan elektrolit kuat. NaCl yang berbentuk Kristal
mengalami pelarutan yang disertai dengan penuran suhu. Penurunan suhu yang
terjadi saat melarutkan Kristal NaCl ke dalam air menunjukkan bahwa antara
Kristal dan air terjadi suatu reaksi antar molekul-molekulnya (Margono 1998)
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang
secara alami terdapat pada jaringan tanaman, yang terhidolisis menjadi glukosa
dan fruktosa pada suhu tinggi. Larutan sukrosa adalah campuran antara gula
pasir dan air (Kusumawati 2012)
Kafein merupakan alkaloid yang termasuk
golongan methylxanthine dengan berat molekul 194,19. Bubuknya berwarna putih
dan rasanya pahit
Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam natrium yng berikatan dengan
asam amino berupa asam glutamat. MSG berbentuk Kristal putih yang stabil,
tetapi dapat mengalami degradasi oleh oksidator kuat. MSG juga telah dikonsumsi
secara luas diselurh dunia sebagai penambah rasa gurih pada makanan karena
dengan menambah MSG makanan menajadi lezat (Rangkuti 2012)
Asam sitrat digunakan sebagai bahan pengasam, penetral, pendampar
yang mampu sebagai zat antioksidan, memperbaiki sifat koloid dari makanan yang
mengandung pectin, memperbaiki struktur jeli dan selai serta membantu ekstraksi
pectin dari buah-buahan serta sayuran. Asam sitrat yang digunakan sebesar 0.03%
b/v (Mega 2014).
Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu
dalam industry pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang
penilaian ini dapat memberi hasil penilaian yang sangat sensitive. Tujuan
dilakukan uji organoleptik adalah untuk mengetahui suatu komoditi atau produk
tertentu dapat diterima oleh konsumen. Pada uji ini diperlukan panelis sebagai
perwakilan konsumen. Panelis adalah orang-orang yang dianggap mampu dan
tersedia di industry atau laboratorium yang bersangkutan sebagai bagian dari
tugasnya sehari-hari (Mutiara et al 2016)
Uji pemadanan rasa dasar (matching test) menggunakan 5 indikator
rasa dasr (manis, asam, pahit, asin dan umami (gurih). Sampel yang digunakan
berupa larutan manis yang berasal dari gula pasir komersial (1% b/v), rasa asam
dari larutan asam sitrat murni (0.03% b/v), rasa asin dari larutan garam (NaCl)
komersial (0.2% b/v) rasa pahit dari larutan kafein murni (0.03%), rasa umami
dari larutan monosodium glutamate (MSG) komersial (0.06% b/v) dan air mineral
sebagai sampel rasa plair. Sampel dituang pada cup plastic. Pada luar cup
diberikan label bekode kombinasi tiga angka untuk membedakan setiap sampel.
Tujuan dari uji matching test adalah panelis mampu membedakan setiap sampel yang
disajikan dengan baik.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Pada bulan Mei 2017. Metode
yang digunakan adalah uji matching test.
Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan pada uji ini adalah 5 cup plastic bening dan 3
sendok plastik. Bahan yang digunakan berupa larutan NaCl, MSG, larutan sukrosa,
larutan asam sitrat, larutan kafein, air mineral dan tisu.
Prosedur Percobaan
Prosedur uji matching test pertama-tama siapkan
5 cup plastic dan diberi kode yang berbeda. Tuangkan larutan dalam 5 cup
tesebut dengan setiap sampel berbeda. Beritahukan intruksi kepada panelis . Panelis dipersilahkan untuk mencoba dan
membedakan setiap rasa pada sampel. Isi kuisioner yang telah disediakan dan
sesuai hasil yang didapat. Kumpulkan pada penguji dan koreksi
hasil yang didapat oleh panelis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Panelis
|
|
Keseluruhan
|
||||
Asam
|
Pahit
|
Manis
|
Asin
|
Gurih
|
||
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
4
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
5
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
6
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
Jumlah
|
5
|
3
|
6
|
4
|
4
|
2
|
Pembahasan
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa
dari 6 panelis hanya didapatkan 2 panelis yang mempunyai kepekaan rasa yang
baik. Panelis kurang memiliki kepekaan rasa yang baik karena hanya 2 panelis
yang dapat membedakan rasa dasar secara benar. Suku jawa memiliki tingkat
sensitive mengenali rasa manis yang rendah, tetapi hasil uji yang dilakukan
menunjukkan bahwa panelis memiliki sensitivitas rasa manis yang baik, karena
seluruh panelis mampu membedakan rasa manis. Perempuan kurang sensitive
mengenali rasa asam, akan tetapi hasil yang didapat bertentangan karena 4
panelis mampu mengenali rasa asam baik laki-laki maupun perempuan. Perempuan
lebih sensitive dalam menstimulasi rasa asin dari sodium klorida dibanding
dengan laki-laki. Hasil dari uji yang dilakukan menunjukkan bahwa hanya 1
panelis yang tidak berhasil mengenali rasa asin. Perbedaan usia mempengaruhi
sensitivitas terhadap rasa, termasuk rasa pahit oleh kafein. Jenis kelamin
memberikan pengaruh terhadap respon pahit. Hasil uji yang dilakukan menunjukkan
bahwa panelis kurang mampu mengenali rasa pahit, hanya 3 panelis yang mampu
mngenali dengan baik. Umami adalah rasa yang muncul akibat adanya substansi
yang mengandung glutamat. Selain itu, beberapa makanan secara alami mengandung
glutamat dengan konsentrasi yang tinggi. Keadaan ini dapat menjadi faktor
penyebab panelis dapat dengan mudah mengenali rasa umami. Dari ke-6 panelis,
hanya 2 panelis yang gagal mengenali rasa umami. (Rosalia 2016)
KESIMPULAN
Hasil dari uji matching test, panelis kurang mampu membedakan rasa
dalam setiap sampel. Dari ke-6 panelis hanya 2 panelis yang mempunyai kepekaan
rasa dengan baik. Karena setiap panelis harus mampu membedakan rasa manis,
pahit, asin, asam, dan umami. Pada rasa dasar, hasil yang diperoleh dari 6
panelis, rasa manis mudah di kenali atau di bedakan karena dari 5 rasa, hanya
rasa manis yang mampu di bedakan ole semua panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, N. 2012. Pengaruh Perbandingan
Konsentrasi Sukrosa dengan Sirup Glukosa Perbandingan Kunyit Asam dengan Air
terhadap Mutu Permen Asam.Skripsi. Medan:Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Mega, W.S. 2014. Pengaruh jumlah Asam
Sitrat dan Agar-Agar Terhadap Sifat Organoleptik Manisan Gula Puree Labu Siam.Jurnal
Boga. 3(1):100-110.
Mutiara, I, Evi, L dan Iis, L. 2016.
Penggunaan Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Terhadap Masa Simpan Filet Patin Berdasarkan
Karakteristik Organoleptik. Jurnal Perikanan Kelautan. 7(2):14-21.
Rangkuti, R.H. 2012. Pengaruh Pemberian
MSG pada Pembentukan Mikronukleus Sel Darah Merah Mencit. Jurnal Pangan.
1(1):29-36.
Rosalia, R dan Kiki, F. 2016. Proses
Penyiapan Mahasiswa Sebagai Panelis Terlatih Dalam Pengembangan (Bahasa
Sensori) Susu SKIM UHT dan Susu Kaya Lemak UHT. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 4(1):190-200.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar