Jumat, 09 Maret 2018

penelitian pedagang kaki lima di Surabaya

LAPORAN PENELITIAN SOSIOLOGI PERKOTAAN
“STRATEGI BERDAGANG PKL DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN DI KAWASAN KEDINDING KEC.KENJERAN KOTA SURABAYA”
Dosen Pengampu
Merlia Indah P., S.Sos,M.Sosio

Di Susun Oleh :
Malik IbrahimPutra 150521100041
Melati Putri              150521100033
Mahfud Hadi            160521100022
Regardina M.C         160521100011
Ella Widiyah            160521100032
Devi Ratna Sari        160521100021

Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017-2018




DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah ........................................................................................................ 2
1.3. Tujuan penelitian ......................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3
2.1 . Kajian Pustaka ............................................................................................................ 3
2.2. Jurnal yang Relevan .................................................................................................... 4
2.3. Kajian Konseptual ....................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................... 8
METODOLOGI .................................................................................................................. 8
3.1. penelitian dan Pendekatan ........................................................................................... 8
3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 8
3.4. Teknik pemilihan informan .......................................................................................... 9
3.5. Teknik analisis data ...................................................................................................... 9
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 9
BAB IV .............................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 11
1.1 Hasil Penelitian ............................................................................................................ 11
BAB V ............................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ................................................................................................................. 15
5.1. kesimpulan .................................................................................................................. 15
5.2. Saran ........................................................................................................................... 15
BAB VI ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
DOKUMENTASI .............................................................................................................. 17





BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pedagang kaki lima ( PKL) merupakan dampak sulitnya perekonomian yang di alami masyarakat, membuat merek memilih suatu alternatif pada usahanya dengan modal yang relatif kecil untuk menunjang kebutuhanya. Adanya pedagang kaki lima yang ada pinggir jalan surabaya menimbulkan kesemrautan di sepanjang jalan dan mengganggu keindahan jalan. Ada beberapa tempat di surabaya yang menjdi lokasi kegiatan pedagang kakin lima(PKL) salah satunya ialah daerah keding-ding. kawasan ini merupakan lokasi yang strategis bagi pedagang kaki lima karena berada di dekat pasar dan terletak di pemukiman penduduk.
Karakteristik dari sektor informan yaitu bentuknya tidak terorgnisasi, kebanyakan usaha sendiri, cara kerja dan jam kerja tidak teratur, biaya dan modal dari diri sendiri atau tidak tergantung pada orang lain. Dapat diketahui banyaknya pedagang kaki lima yang memilih tipe usahanya karena mudah di jadikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang stara ekonomi banyak.
Adapun perbandingan antara kafe dan pedagang kaki lima, (PKL) antara lain : untuk kafe menyediakan wifi ada juga ruangan terbuka dengan dekorasi yang unik, ada juga makanan dan minuman yang di sajikan dengan berfariasi dengan harga yang sedikit atau sebanding dengan kalangna remaja yang menyukai atau menikmati tongkrongan di kafe. Sedangkan, tempat santai di kedingding yang di sajikan oleh pedagang kaki lima (PKL) dengen mengandalkan suasana fasilitas infokos dengan siaran telivisi yang di pinggirnya terdapat spanduk, serta harga makanan dan minuman yang harganya sangat terjangkau di bandingkan dengan harga di kafe.
Pedagang kaki lima yang berdagang di pinggir jalan kedingding capat atau lambat dapat menaikan omset penjualan usahanya. Sehingga masyarakat lain yang ingin datang menikmti tidak perlu bersusah payah untuk membawa bekal makanan dan minuman karena sudah tersedianya berbagai jenis kebutuhan baik itu minuman dan makanan yang di jual oleh pedagang kaki lima. Masyarakat kedingding dan pendatang sebagian menjadi pedagang kaki lima, karena sebagai pedagang mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan membuat usaha sendiri. Usaha tersebut yang bermacam-macam untuk dipasarkan sehingga banyak diminati oleh msyarakat lainnya. Di kedingding padagang kaki lima banyak yang legal maupun ilegal karena pedagang kaki lima jenis ini banyak membutuhkan penanganan yang khusus dari pemerintah. Karena sering kali pedagang kaki lima tidak memperdulikan dengan tata tertib yang ada. Padahal, pemerintah sudah menerapkan bagi pedagang kaki lima tidak harus berjualan dipinggir jalan tetapi ada juga di daerah kedingding sudah ada yang membayar pajak untuk tempat berjualan.
Keberadaan pedagang kaki lima membawa pengaruh positif dan negatif, dampak positif bagi pedagang kaki lima (PKL) sangat membantu dalam mengatasi masalah pengangguran dan dapat meningkatkan kebutuhan perekonomian dan dapat melayani kebutuhan masyrakat yang ekonomi menengah kebawah. Sedangkan dampak negatifnya terhadap pedagang kaki lima menimbulkan permasalahan dan pengembangan tata ruang seperti mengaggu umum dn kenyamanan dan keindahan yang ada, akibatnya sangat sulit perkembangan sektor informan.
Hasil penelitian dalam hal ini menyangkut pada pedagang kaki lima (PKL) dalam membuat strategi berdagangnya agar bertahan untuk terus bejualan di kedingding tanpa memikirkan adanya persaingan antara pedagang kaki lima dengan penjualan lainnya atau kafe-kafe. Berdasarkan dari kesimpulan latar belakang di atas peneliti terkait untuk melakukan penelitian dengan judul : “STRATEGI BERDAGANG PKL DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN DI KAWASAN KEDINGDING KEC KENJERAN KOTA SURABAYA”
1.2. Rumusan masalah
Adapun dalam permasalahan ini merumuskan permasalahan dengan merangkum pertanyaan :
1. Bagaimana strategi berdagang PKL dalam maningkatkan penjualan di kawasan kedingding kec kenjeran kota surabaya
1.3.Tujuan penelitian
Tujuan dari di adakannya penelitian ini adalah untuk mengetahuai strategi berdagang PKL dalam maningkatkan penjualan di kawasan kedinding kec.Kenjeran kota Surabaya





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Kajian Pustaka
1. Strategi Berdagang
Strategi berdagang merupakan salah satu cara atau langkah-langkah yang dilakukan agar mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam usaha-usaha yang akan dilakukan salah satunya pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Anjung Cahaya Tepi Laut Kota Tanjungpinang.
Dalam strategi berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL) dapat dikaitkan dalam beberapa hal antara lain:
a. Modal Sosial
Modal sosial merupakan kekuatan-kekuatan yang muncul dalam diri masyarakat atau kelompok-kelompok atau organisasi serta lembaga untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat. serta sesuatu yang dapat menghasilkan Jaringan Sosial (Social Networks),Saling percaya (Trust) dan Hubungan Timbal Balik (Reciprocity).
b. Jaringan Sosial (Social Network)
Jaringan merupakan sekelompok agen-agen individual yang berbagi norma-norma atau nilai-nilai informal yang melampaui nilai-nilai atau norma-norma yang penting untuk transaksi-transaksi pasar biasa (Fukuyuma 2002:324). Jaringan sosial terjadi karena adanya keterkaitan (connectedness) antara individu dan komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok pada tingkat lokal maupun pada tingkat yang lebih tinggi.
c. Management cara berdagang
Dalam hal ini ada beberapa teknik untuk memulai dengan usaha cara berdagang antara lain:
1. Pemasaran
Pemasaran merupakan sesuatu yang harus di kerjakan dengan membuat sesuatu produk agar tersedianya di tempat usaha, dengan mengatur pajangan (display) dan memelihara penyediaan produk untuk penjualan mendatang atau memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada konsumen.
2. E- commerce
E -commerce merupakan suatu prosedur berdagang atau mekanisme jual beli di internet . Dimana pembeli dan penjual di pertemukan di dunia maya. E –commerce dapat diartikan juga sebagai suatu cara belanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “ get and deliver”.
3. Loyalitas Pelanggan
Perilaku setelah pembelian suatu produk di tentukan oleh kepuasan atau ketidakpuasan akan suatu produk sebagai akhir dari proses penjualan. Menurut Tjiptono (2000:111) menyatakan “ loyalitas merupakan situasi dimana pada konsumen bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyediaan jasa) dan disertai pada pola pembelian ulang yang konsisten”.
2. Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) merupakan seseorang yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar, pingir-pingir jalan umum, dan lain -lain. sebagai seorang pedagang yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sarana atau perlangkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mudah untuk di pergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat.usaha seperti kegiatan pedagang- pedagang kaki lima yang ada di daerah Kedinding, Kenjeran, Surabaya.
2.2. Jurnal yang Relevan
Jurnal 1
Nama :
TEDI SYOFYAN
Judul :
STRATEGI BERDAGANG PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN ANJUNG CAHAYA TEPI LAUT KOTA TANJUNG PINANG
Abstrak :
Keberadaan pedagang kaki lima di Anjung Cahaya membawa pengaruh dampak positif maupun negative terhadapnya karena dalam dampak positif bagi pedagang kaki lima sangat terbantu dalam mengatasi masalah pengangguran dan dapat meningkatkan kebutuhan prekonomian keluarga dan dapat melayani kebutuhan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Sedangkan, pada dampak negatifnya terhadap keberadaan pedagang kaki lima tersebut menimbulkan sejumlah permasalahan dalam pengembangan tata ruang kota seperti mengganggu ketertiban umum dan timbulnya kesan penyimpangan terhadap peraturan akibat sulitnya mengendalikan perkembangan sektor informal ini. Antara lain pada strategi bertahan hidup dan pedagang kaki lima (pkl).
Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang Strategi Berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Anjung Cahaya Tepi Laut Kota Tanjungpinang. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada strategi bertahan, sektor informal dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang, setelah data yang terkumpul maka data dalam penelitian ini dianalisa dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam strategi berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Anjung Cahaya Tepi Laut Kota Tanjungpinang sangat penting karena pentingnya membuat strategi dalam berdagang untuk dapat bertahan lama dan menjalin dunia usaha bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tepi Laut. Dengan menjadi strategi bagi Pedagang Kaki Lima yang menajdi salah satunya yaitu dari modal usaha, jaringan sosial dan dapat membentuk managemen dalam berdagang.
Kata Kunci: sektor Informal, Strategi Bertahan dan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kesimpulan :
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam strategi berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Anjung Cahaya Tepi Laut Kota Tanjungpinang sangat penting karena pentingnya membuat strategi dalam berdagang untuk dapat bertahan lama dan menjalin dunia usaha bagi Pedagang Kaki Lima (pkl) di Tepi Laut. Pedagang kaki lima (PKL) dapat di artikan sebagai seorang pedagang yang berjualan di suatu tempat umum, berpindah-pindah secara tidak menetap dan tidak memiliki izin usaha. misalnya pedagang kaki lima yang berjualan di Anjung Cahaya di kawasan Tepi laut Kota Tanjungpinang.
Adapun dalam strateginya sebagai seorang pedagang harus membuat management yang baik dalam dunia bisnis apalagi dalam segi berdagang yang mempunyai persaingan yang ketat dengan sesama Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di Anjung Cahaya. Hubungan yang baik menjadi salah satu jaringan dalam mencapai suatu usaha yang sukses, tanpa adanya jaringan usaha menjadi tersendat tanpa ada strategi yang lain untuk meningkatkan suatu usaha dalam berjualan.

Jurnal 2
Nama :
MUHAMMAD NUR
Judul :
STRATEGI PENINGKATAN USAHA PEDAGANG KAKi LIMA DI KECAMATAN TURIKALE KABUPATEN MAROS
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan strategi pengembangan usaha pedagang kaki lima dalam hal peningkatan pendapatan pedagang kaki lima lima di Kecamatan Turikale Kabuptaen Maros.
Metode penelitian yang digunakan dalam peneltitian ini adalah pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti. Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan.
Adapun hasil penelitian yaitu pedagang kaki lima merupakan salah satu usaha sektor informal yang banyak menghadapi masalah. Mulai dari masalah tempat usaha sampai bagaimana mereka meningkatkan usaha mereka dengan modal pribadi. Beberapa aturan yang kemudian dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Maros yaitu penataan pedagang kaki lima untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah strategi peningkatan usaha pedagang kaki lima yang dibagi atas (lima) 5 aspek yakni tenaga kerja, teknologi, tempat usaha, pengetahuan usaha dan modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi peningkatan usaha pedagang kaki lima di Kecamatan Turikale Kabupaten Maros dimana dari aspek tempat usaha pemerintah telah berhasil merelokasi para pedagang kaki lima ke kawasan kuliner yang telah ditentukan, dari aspek pengetahuan usaha pemerintah juga telah memberikan berbagai kegiatan pelatihan mengenai peningkatan usaha dan sebagainya. Yang kemudian menjadi masalah dalam hal peningkatan usaha pedagang kaki lima ini, para pedagang masih menggunakan modal pribadi sehingga sulit untuk meningkatkan penghasilan dengan modal mereka sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.
Kata Kunci: Strategi Peningkatan Usaha, Pedagang Kaki Lima
Kesimpulan :
Masalah utama yang dihadapi oleh pedagang kaki lima adalah masalah tempat (lokasi berjualan). Dengan melihat kondisi di Kabupaten Maros dimana para pedagang kaki lima sudah diberikan tempat khusus untuk berjualan, sehingga mengenai tempat usaha mereka tidak perlu lagi mempermasalahkan hal tersebut. Tetapi masalah yang menjadi hambatan bagi para PKL yang ada di Pantai Tak Berombak yaitu mereka terkendala oleh modal. Dimana kita tahu bahwa modal merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi suatu usaha yang berdampak terhadap pendapatan mereka. Tetapi pemerintah tidak campur tangan mengenai modal usaha, jadi para pedagan hanya menggunakan modal sendiri.
2.3. Kajian Konseptual
1. Strategi Berdagang
Strategi berdagang merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dilakukan agar mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam usaha-usaha yang akan dilakukan salah satunya pada Pedagang Kaki Lima (PKL)
2. Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima (PKL) dapat di artikan sebagai seorang pedagang yang berjualan di suatu tempat umum, berpindah-pindah secara tidak menetap dan tidak memiliki izin usaha.
 


BAB III
METODOLOGI
3.1. penelitian dan Pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu dengan cara memperlajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik subjek tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan pendekatan ini peneliti mengharapkan mampu menjelaskan gaya hidup dugem yang terjadi di kalangan remaja desa Paseseh.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi
Observasi sebagai sebuah metode pengumpulan data secara umum dapat dibagi kedalam dua jenis pengamatan: pengamatan murni, yakni pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan tidak melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan sosial yang sedang berlangsung.sedangkan yang kedua pengamatan terlibat yaitu sebuah pengamatan sekaligus melibatkan dua hal pokok yaitu pengamatan dan wawancara. pengamatan terlibat dilakukan untuk melihat bagaimana cara informan atau subjek yang diteliti memilih tindakan tertentu dalam setiap kegiatannya.. Dalam penelitian ini kami melakukan observasi dengan pengamatan murni, kami tidak terlibat langsung dengan kegiatan dugem yang di lakukan oleh para remaja desa Paseseh. Namun kami hanya mewawancarai remaja-remaja yang suka melakukan dugem.
b) Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan langsung yang dilakukan bersama informan dengan menggunakan format tanya jawab terencana,untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi. Pertanyaaan yang akan di ajukan kepada informan sudah tersusun sesuai dengan judul yang sudah kami ambil. Pertanyaan yang akan di ajukan kepada PKL sudah tersusun dan bersifat tertutup.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah bukti dari hasil wawancara yang dilakukan oleh si peneliti dalam melakukan penelitian.dokumentasi dapat berupa foto,video atau lainnya untuk membuktikan dan memperkuat penelitian yang di lakukan oleh peneliti itu sendiri.
9 | laporan penelitian sosiologi perkotaan
3.4. Teknik pemilihan informan
Dalam pemilihan informan kami menggunakan teknik purposive sampling. Kami memilih informan dengan menentukan beberapa kriteria tertentu yang di terapkan berdasarkan tujuan di adakannya penelitian. Kriteria yang kami ambil yaitu:
a. Bekerja sebagai PKL
b. PKL yang biasa mangkal di daerah Kedinding Kecamatan Kenjeran
c. Pkl yang berjualan dengan gerobak serta yang membangun tenda
3.5. Teknik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dengan langkahlangkah: reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk proses pemilihan, pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam
penelitian ini disajikan dalam bentuk matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar yang diperoleh dari catatan di
lapangan. Penyusunan matriks beserta penentuan data kasar yang masuk dilakukan berdasarkan kasus atau topik bahasan. Selanjutnya dari data yang terdapat disusun dalam matriks tersebut, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang dideskripsikan secara normatif.Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Alur kedua adalah penyajian data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun melalui pemetaan matriks yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan yang merupakan kegiatan analisis yang ketiga. Kesimpulan kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung.
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah sosiologi perkotaan jadi, tempat akan di lakukannya penelitian ini sesuai dengan daerah yang sudah di tentukan yaitu daerah Surabaya. peneliti memilih tempat yang akan di jadikan penelitian di sekitar daerah Kedinding Kecamatan Kenjeran. Sedangkan waktu di laksanakannya penelitian ini adalah pada tanggal 25 november 2017.



BAB IV
PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang kami lakukan di daerah Kedinding Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Kami meneliti pedagang kaki lama dengan judul “STRATEGI BERDAGANG PKL DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN DI KAWASAN KEDINGDING KEC. KENJERAN KOTA SURABAYA “. Penjualnya berasal dari masyarakat lokal dan pendatang dengan tempat yang startegis dan dekat dengan jalan raya serta sering di lalui orang-orang banyak, selain itu daerah yang enjadi tempat mangkal para PKL tersebut adalah daerah tempat biasa para penikmat kuliner dengan harga yang murah. sehingga menjadi tempat berjualan yang sangat menguntungkan bagi pedagang kaki lima, mengahasilkan lapangan pekerjaan serta menambah penghasilan pedagang. Berikut ini beberapa hasil wawancara kami dengan beberapa PKL dan pembelinya :
 Informan 1
Nama : Bu Ratna
Umur : 30
Pekerjaan : Pedagang penyetan
Pendidikan : SMA
Mengatakan dalam menjualnya ibu ratna menjual penyetan selama 1 tahun dengan cara berjual ramah pada pelanggan dan menjaga kebersihan tempat sehingga pelanggan betah.temptnya cukup strategis untuk di kunjungi. Bu ratna menjual dari jam 3 sore sampai jam 11 malam.alasan bu ratna menjual dagangan tersebut untuk mencukupi kebutuhan keluarganya karena pengasilan suami tidak mencukupi. Bu ratna menempati tempat tersebut dengan pajak 1 tahun sebesar 10 juta.
 Informan 2
Nama : hadi
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : pedagang tahu bulat
Informan mengatakan menjual tahu bulat karena ingin mencukupi keluarganya.informan berasal dari pendatang dari sampang yang masih berdagang selama 2 bulan. Ia berjualan dari jam 5 sore sampai jam 10 malam. Selama 1 bulan ia mendapatkan uang sebesar 200 ribu. Ia berjualan secara keliling dan penyajiannya sangat praktis sehingga banyak pelanggan yang minat.
 Informan 2
Nama : Munifah
Umur : 17 tahun
Pekerjaan : Penjual tahu bringas
Bu Munifah berjualan baru-baru ini masih 1 bulanan, dengan berjualan tahu bringas yang di maksud tahu bringas adalah tahu yang di lumuri tepung roti dengan isi sayuran, dengan harga yang terjangkau. Tahu bringas ini memiliki banyak peminat karena selain rasanya yang enak tahu bringas juga emiliki beberapa varian rasa , dengan rasa yang berbeda beda juga karena namanya yang unik. Yang di maksud tahu bringas karena tahu dengan rasa yang pedas. Ibu munif buka dari jam 3 sampai habis. dengan tempat yang strategis di pinggir jalan sehingga konsumen gampang mencari letak grobak tahu bringas tersebut. Beliau ramah kepada pelanggang sehingga pelanggang yang membeli itu juga nyaman dengan cara ibu menjajah jualannya.
ibu munifah sudah mempunyai pelanggan tetap, tempat yang sekarang jadi tempat berjual tidak elegal lagi karena bu minifah sudah mengontrak selama 1 bulan dengan harga 400per bulannya. Penghasilan ibu munifah kadang 140 itu sudah cukup untuk menbah penghasilan keluarganya tetapi di bantu juga oleh suaminya dengan bekerja lainnya. Alsan ibu munifah berjualan ini tidak ada melaikan hanya membantu menambah penghasilan keluarganya.
 informan 3 (konsumen)
Nama : ibu siti
Umur : 32
Pekerjaan : Guru SMP
Mengatakan tahu beringas itu rasanya enak serta harga yang terjangkau dengan adanya farian rasa itu dapat menarik minat pelanggang karena berbeda dengan yang lain. Awalnya beliau penasaran dengan namanya yang unik kemudian mencoba membeli ternyata rasanya enak. Tetapi disisi lain Bu Siti sebagai konsumen PKL juga merasa khawatir jika makanan yang dijual kurang higienis.
 Informan 4
Nama : sutejo
Umur : 38
Pekerjaan : pedagang Bakso Keliling
Beliau mengatakan strategi yang yang digunakan ketika berjualan bakso yaitu dengan mempertahankan cita rasa bakso. Beliau memiliki keahlian dalam membuat bakso karena sejak lulus SD sudah terbiasa membantu keluarga berjualan bakso di Kota Malang, beliau berasal dari Kota Malang dan merantau ke Surabaya setelah menikah. Biasanya saat hujan gerimis bakso yang dijual banyak yang membeli dikarenakan hawanya sangat cocok buat makan bakso terutama saat banjir beliau juga berkeliling masuk ke gang-gang sehingga banyak warga yang membeli bakso.
 Informan 5 (konsumen)
Nama : Arifin
Umur : 27
Pekerjaan : Karyawan Toko
Alasan Arifin suka jajan di PKL karena harga yang relatif murah bagi kalangan menengah kebawah selain itu Makanan yang di jual para PKL juga memiliki cita rasa yang enak tidak kalah dengan makanan yang ada di depot atau restoran. Pedagang-pedagang PKL juga mudah di temui disekitar pinggir jalan raya. Walaupun enak dan murah, tetapi terkadang ada hal yang dikhawatirkan oleh Arifin ketika jajan di PKL di antaranya faktor kebersihan serta faktor pemilihan bahan baku yang kurang berkualitas sering menjadi momok bagi para Arifin dan konsumen lainnya.
Dari hasil wawancara di atas,sudah menunjukkan bagaimana para pedagang kaki lima (PKL) menggunakan beberapa strategi. Di antaranya berusaha supaya masakannya selalu mempunyai citarasa yang tetap enak agar para pembeli betah dan tetep berlangganan dengan mereka. Selain itu mereka juga berinovasi membuat nama warung atau gerobak dagangan mereka semenarik mungkin supaya bisa menarik minat konsumen-konsumen yang sedang mencari jajanan kuliner di daerah itu. Mereka juga selalu bersikap sopan dan seramah mungkin agar pelanggan merasa nyaman selama berada di kedainya. Alasan mereka memilih daerah kedinding sebagai tempat berjualan karena masih jarang terjadi razia PKL yang biasa di lakukan oleh satpol pp untuk menertibkan pinggiran jalan di kota Surabaya. Daerah Kedinding yang biasa mereka tempati untuk mangkal juga sering ramai di kunjungi oleh orang-orang.


BAB V
KESIMPULAN
5.1. kesimpulan
Strategi yang dilakukan pedagang PKL di daerah Kedinding Kecamatan Kenjeran Kabupaten Surabaya dalam meningkatkan pendapatan hampir sama antara PKL satu dengan PKL yang lain. Strategi yang dilakukan yaitu dengan mempertahankan cita rasa makanan yang dijual, menjaga kebersihan tempat dan gerobak, serta menambah varian rasa pada dagangannya. Untuk mendapat pelanggan tetap dan menambah penghasilan para pedagang mencoba membuat tempat serta nama dari gerobak dagangannya dengan semenarik mungkin serta kata-kata yang bisa membuat pengunjung penasaran dengan dagangannya.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah:
a. Kepada pemerintah, agar selalu memperhatikan kelas bawah seperti pedagang kaki lima yang bekerja dengan menciptakan pekerjaannya sendiri dengan lapangan pekerjaannya sendiri dan di berikan kenyamanan dan kelonggaran agar pedagang kaki lima dapat berjualan pada tempat yang telah disiapkan serta harga sewa yang di berikan sebisa mungkin menyesuaikan dengan pendapatan yang di peroleh para pedagang
b. Bagi para PKL, menggunakan berbagai macam cara agar dagangan mereka laku tu sah-sah saja tapi mereka tetap harus menghindari penggunaan bahan-bahan berbaya bagi tubuh manusia atau hal-hal yang tidak layak untuk di jadikan sebagai bahan pembuatan suatu produk.
c. Bagi masyarakat, jajan di PKL bukan hal yang aneh akan tetapi saat akan membeli jajanan pilihlah dengan lebih selektif agar terhindar dari jajanan yang mengandung bahan berbahaya bagi tubuh kita sendiri.



BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Buchari. Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Purwo,dkk.2000. Pelajaran Ekonomi. Jakarta: Yudistira.
Tjiptono.Fandy. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta. Penerbit Andi
Retno Widjajanti. 2000. Penataan Fisik Kegiatan Pedagang Kaki Lima Pa Program Magister Perencanaan Wilayah Dan Kota Program Pasca Sarjana Institut Tekhnologi Bandung. https://mujibsite.wordpress.com/2009/08/14/sejarah-pedagang-kaki-lima-pkl )(Diakses Pada Jumat 21 novenber 2017 12.05 WIB)
Ancok. Djamaludin. 2007. Revitalisasi SDM dalam Menghadapi Perubahan pada Pasca Krisis. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2017. ( www.perubahan-pada-pasca-krisis.html )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar